Sahabat, seorang Ibu mencoba untuk mengungkapkan perasaan cintanya kepada anaknya melalui sepucuk surat . Begini bunyi surat tersebut :
Assalamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
Bagaimana kabarmu sayang…? Bunda harap ananda selalu dalam lindungan Allah. Bunda terpaksa menulis surat ini… karena rasa kangen di dada Bunda ini rasanya sudah tak tertahankan lagi sayang.
Bunda minta maaf …kalau kedatangan surat Bunda ini mengganggu ananda. Maafkan Bunda kalau surat ini membuat ananda malu dengan teman-teman. Sungguh…tidak ada niat Bunda seperti itu….hanya untuk melepas kangen Bunda sama ananda.
Sayang….ingin rasanya Bunda menjengukmu ke sana . Wajah ananda selalu muncul di mimpi Bunda. Tapi niat Bunda itu selalu Bunda kubur dalam-dalam. Hanya satu alasan Bunda sayang…. Bunda ingin anak Bunda bisa mandiri …..Bunda ingin anak Bunda bisa merenungi kesendirian tanpa kehadiran Bunda disamping ananda.
Anakku yang Bunda sayangi…….Bunda bangga dengan ananda. Di saat anak-anak yang lain mengisi hari-hari Ramadhan-nya dengan sahur dan berbuka bersama keluarga, …anak Bunda justru belajar agama di tempat yang jauh dari Bunda. Sungguh senaaaa…ng sekali hati Bunda ini. Bunda harap acara ini bisa mendorong ananda menjadi anak yang sholeh …….sebagaimana yang Bunda harapkan ketika Bunda berjuang dengan susah payah melahirkan ananda.
Ketika wajah lucu ananda yang mungil baru muncul di dunia ini, hanya satu doa Bunda saat itu… “Duhai Allah… Engkaulah yang menggenggam takdir anakku ini. Aku mohon ya Allah jadikan anak yang ada dihadapanku sebagai anak yang sholeh…. Jadikanlah ia anak yang bisa membahagikanku kelak dihadapan-Mu ya Allah…. Jadikanlah ia anak yang dapat membuatku bangga kelak di hadapan-Mu ya Allah. Pertemukan kami kelak di surgamu ya Allah . Jangan Engkau pisahkan kami ya Allah. Jangan Kau biarkan aku memasuki surga-Mu tanpa anak ini disampingku”. Sampai sekarang Bunda selalu mengulang-ulang doa Bunda itu terlebih Bunda lakukan di sepertiga malam, sebagaimana pesanmu kepada Bunda agar tidak lupa untuk mendoakanmu melalui sholat malam.
Bunda sangat berharap doa Bunda itu menjadi kenyataan. Dan sekarang Bunda mulai yakin bahwa anak Bunda adalah anak yang shaleh. Sungguh bahagiaaaa ..sekali hati Bunda ini.
Anak-ku yang sholeh…..Bunda tidak tahu berapa lagi Bunda diberi kepanjangan umur oleh Allah. Bunda merasa Bunda sudah tua. Bunda merasa malikat maut tidak lama lagi akan datang menjemput Bunda. Mungkin surat ini surat terakhir Bunda untuk ananda. Mungkin ketika ananda pulang, Bunda sudah tidak ada lagi di rumah. Maafkan Bunda ya sayang….kalau selama ini Bunda banyak salah sama ananda.
Maafkan Bunda kalau Bunda sering marah dengan ananda. Menyuruh ananda mengaji, belajar, puasa,sholat yang mungkin ananda merasa tidak suka. Jangan dendam sama Bunda ya sayang. Bantu Bunda dengan doa-doamu ya sayang. Hanya doa yang Bunda harapkan dari ananda. Hanya doa ananda, amal jariyah dan kerja dakwah Bunda selama ini yang dapat meringankan beban Bunda di hadapan Allah.
Ananda tersayang….Bunda titip… rawat Ayah dengan baik ya sayang. Sayangi beliau sebagaimana ananda menyayangi Bunda selama ini. Ayah sudah banting tulang supaya ananda bisa sekolah, kuliah, bekerja dan berkeluarga seperti teman-teman yang lain. Buat lah Ayah bahagia dengan keshalehan dan budi pekerti yang baik. Jangan sakiti hatinya sedikitpun ya sayang.
Wassalamu’alaikum wrohmatullaahi wabarakatuh
Peluk hangat dan cium sayang,
Dari Bundamu
sedikit renungan :
Sahabat, ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu, tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu ..? Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu?, dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit?
Simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yang selalu membuatmu lupa untuk pulang. Segeralah jenguk ibumu yang berdiri menantimu di depan pintu bahkan sampai malampun kian larut.
Jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang. ketika ibu telah tiada, tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita, tak ada lagi senyuman indah … tanda bahagia.
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya, yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya.
Tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi untukmu makan, tak ada lagi yang rela merawatmu sampai larut malam ketika engkau sakit…Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo’akanmu disetiap hembusan nafasnya.
Kawan berdo’alah untuk kesehatannya dan rasakanlah pelukan cinta dan kasih sayangnya jangan biarkan engkau menyesal di masa datang kembalilah pada ibu yang selalu menyayangimu .. Kenanglah semua - cinta dan kasih sayangnya …
Jumat, 04 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar